Thursday, February 08, 2007

Menggapai Cinta Allah

Oleh : Imron Soleh

Mencintai Allah dan rasul-Nya berarti melaksanakan seluruh amanat dan ajaran Alquran dan sunah Rasul, disertai luapan kalbu yang dipenuhi rasa cinta. Dalam amal ubudiyah, cinta (mahabbah) menempati derajat yang paling tinggi. Siapa yang mencintai Allah dan mendekatkan diri pada-Nya, maka Allah pun akan mencintainya dan dekat padanya.

Dalam buku Mahabbatullah (mencintai Allah), Imam Ibnu Qayyim menuturkan tahapan-tahapan menuju wahana cinta Allah. Cinta senantiasa berkaitan dengan amal. Dan, amal sangat tergantung pada keikhlasan kalbu. ''Di sanalah cinta Allah berlabuh.'' Cinta Allah merupakan refleksi dari disiplin keimanan dan kecintaan yang terpuji. Langkah-langkah berikut bisa mendekatkan kita pada-Nya, dan menjadi bagian dari orang-orang yang dikasihi-Nya.

Pertama, membaca Alquran dengan merenung dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan maksudnya yang benar. Firman Allah, ''Dan Apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.'' (Al A'raaf [7]: 204).

Kedua, ber-taqarub kepada Allah SWT melalui ibadah sunah setalah melakukan ibadah fardlu. Orang yang menunaikan ibadah fardlu dengan sempurna, mereka itu adalah yang mencintai Allah. Dan, hamba yang menambahnya dengan ibadah sunah, mereka itulah orang-orang yang dicintai Allah.

Ketiga, melanggengkan zikir kepada Allah dalam segala tingkah laku melalui lisan, kalbu, amal, dan perilaku. Kadar kecintaan seseorang terhadap Allah tergantung kepada kadar zikirnya kepada-Nya. Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Sesungguhnya Allah Azza Wajalla berfirman. ''Aku bersama hamba-Ku, selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak (untuk berzikir) kepada-Ku.''

Keempat, mengutamakan cinta kepada Allah di atas cinta kepada diri sendiri, meski dibayangi hawa nafsu yang selalu mengajak lebih mencintai yang lain. Inilah derajat para Nabi, di atas itu derajat para Rasul dan di atasnya lagi derajat para Rasul Ulul Azmi. Rasulullah Muhammad SAW mampu melawan kehendak dunia seisinya demi cintanya kepada Allah. Kelima, menyendiri di sepertiga malam terakhir, karena di saat itulah Allah SWT turun ke dunia. Itulah saat paling berharga bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan shalat malam agar mendapatkan cinta Allah. Wallahu a'lam bish-shawab.

Sumber Hikmah Republika Online, 08-02-2007

No comments: